Wednesday, January 27, 2016

MAU BERTANYA NGGAK SESAT DI JALAN



Dalam pikiran anda mungkin timbul pertanyaan kenapa tidak  menggunakan judul” Malu bertanya sesat di jalan” saja  yang jelas lebih populer dan tidak asing di telinga kita? Kenapa malah dengan kalimat “ Mau bertanya  nngak sesat di jalan”?.
Jawabannya  mungkin bisa apa saja, tapi menurut penulis  adalah karena pengggunaan  kalimat “ mau bertanya nggak sesat dijalan  mempunyai  nilai  energy  lebih positif  dari pada  kalimat "malu bertanya sesat di jalan". Sebab  kata mau bertanya  lebih  mengarah pada tindakan yang harus dilakukan agar tidak tersesat, kata tersebut  secara reflek akan membawa kita untuk melakukan sesuatu yang kita butuhkan sebelum  terjadi  sesuatu yang tidak baik yang dalam hal ini adalah tersesat. Sementara kata malu bertanya  seolah-olah mengarah pada  sebuah peristiwa  bahwa kita tersesat karena malu bertanya. Artinya  kata malu  bertanya  mengarah pada prilaku  yang sudah terjadi yaitu akibat  prilaku malu bertanya maka kita tersesat, Sebab bisa jadi  tersesatnya kita bisa jadi bukan saja karena malu, takut mungkin atau sudah bertanya  tapi pada orang  yang tidak tau jawabannya. 

Tapi terlepas dari  setuju dan tidaknya anda atas  tafsir kalimat diatas, Mau bertanya adalah hal yang sangat positif dilakukan bagi siapapun. Hal ini berlaku bukan saja bagi musafir  atau wisatawan yang  berjalan  dan membutuhkan petunjuk jalan agar tidak tersesat  tapi  juga  bagi  siapapun anda,  pelajar, mahasiswa, petani,  pedagang, seniman, politikus, investor,  dan lain sebagianya,  tak terkecuali seorang  professor  doktor  sekalipun, ia harus mau bertanya  untuk  mencapai apa yang menjadi tujuannya.
Kita bisa bayangkan,  bagaimana jika musfair tidak mau bertanya  tentang arah jalan  yang mengarah pada tujuannya, pasti ia kan nyasar ke hutan atau  berputar-putar saja di jalan-itu lagi itu lagi.
Kita bisa bayangkan , bagaimana seorang siswa enggan bertanya pada gurunya atau pada teman sekelasnya, pasti ia akan  tenggelam dalam kebingungan dan kebodohannya  atau asyik dengan pemikirannya  sendiri yang ia sendiri tidak tau  apakah benar atau salah.
Bagaimna jadinya jika seoang investor tidak bertanya dulu tentang hal-hal yang berkaitan dengan investasi yang akan dilakukannya?!.  Bagaimana mungkin  politikus membangun sebuah  hubungan dengan  lingkungan polotiknya tanpa adanya kemauan bertanya.?!
Bahkan jika kita mau renungkan lebih dalam  lagi, sesungguhnya mereka yang jadi professor doctor itu menjadi demikian hebat karena selalu mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang mereka hadirkan sendiri di pikirannya, bayangkan jika sejak semula  mereka tidak mau menghadirkan pertanyaan-pertanyaan dalam  pikirannya, maka ia tidak akan menemukan jawabannnya dan pastilah ia tidak menjadi si genius cendekia.
Itu sebabnya  Jhon C. Maxwell  dalam bukunya  Good Leader  ask great Questions  menuliskan  bahwa bertanya adalah trik jitu untuk mencegah kemalasan mental  dan menarik kita dari kebiasaan yang tidak produktif. Menurutnya ada beberapa pentingnya bertanya daintaranya adalah : Mendapat informasi dari  apa yang kita tanyakan, trik termanjur dalam membangun hubungan, melatih merendahkan diri,  meramu ide yang lebih baik dan lai  sebagainya.
Bahkan dalam perkembangannya, kemauan bertanya kita harus disertai pula ketrampilan dalam bertanya, karena keterampilan bertanya akan menunjukkan seberapa cerdasnya  kita dihadapan orang lain. Dengan  keterampilan bertanya yang baik  kita akan lebih mudah  merumuskan  jawaban  yang kita cari.
Seorang wartawan atau jurnalis yang menanyakan “ bagaimana perasaan anda?  pada seorang ayah yang melihat anaknya mati dibunuh pacarnya, maka kita bisa simpulkan bahwa  wartawan tersebut  tidaklah  cerdas layaknya wartawan yang seharusnya.  Sebab wartawan yang cerdas pasti  ia tahu dan punya kemampuan berempati  bagaimana rasanya  jika kita ditinggal orang yang kita kasihi, sehingga ia akan mengganti pertanyaannya dengan selain pertanayan diatas, "seberapa dekat bapak dengan almarhum?".  mungkin atau yang lainnya
contoh lainnya adalah ketika suatu hari saya pernah update status “ tuhan bantu aku keluar dari problematika ini”. Di halaman facebook, berikutnya ada salah sorang teman saya memberi coment di bawahnya “  Ya Allah Mas broo, sebab kalau tuhan belum tentu Allah”.  dengan  tambahan emoticon tertawa, seolah pendapatnya yang paling benar.  Kemudian  saya balas comentnya  dengan sebuah pertanyaan “ Emang  ada tuhan selain Allah yaaa?”  dengan  emoticon senyum, tak menungggu lama ia  balas coment saya “ ampun mas bro..”  dengan emoticon  lari…
Intinya, dalam kehidupan ini, mau bertanya  adalah sesuatu yang  penting untuk mencapai tujuan anda, sekaligus untuk menjadi pribadi lebih baik, meskipun  dalam praktiknya kita juga harus terampil dalam bertanya.
Mau bertanya akan membuat kita tidak tersesat di jalan, baik itu jalan dalam arti harfiahnya atau  yang sebenarnya saat kita kebingungan mencari alamat, maupun jalan dalam arti maknawiyahnya atau jalan  pikiran kita  atau jalan keselematan hidup kita.
Dengan mau bertanya  setidaknya kita menjadi  pribadi yang lebih terbuka dan bisa membangun hubungan yang baik dengan lingkungannya. Mereka yang mau bertanya akan lebih bijak dalam bersikap sebab dari jawaban-jawaban pertanyaannya ia bisa menyimpulkan sendiri apa dan bagaimana sikap kita seharusnya.
Dengan mau bertanya berarti kita sedang belajar rendah hati, karena dengan bertanya kita ada dalam posisi membutuhkan bantuan orang lain.   Lebih-lebih jika hal itu  berkaiatan dengan  harapan  dan tujuan kita, kebenaran dan keselamatan kita, maka bertanya adalah sesuatu yang bisa jadi wajib kita lakukan.
Dengan mau bertanya kita bukan saja tidak tersesat di jalan, tapi juga lebih banyak mendapat informasi dan wawasan, ilmu dan banyak hal yang akan membawa kebaikan  dalam hidup kita sendiri. 
So, Bertanyalah... sebab mau bertanya maka kamu  nggak sesat dijalan 













No comments:

Post a Comment