Dalam pikiran anda mungkin timbul
pertanyaan kenapa tidak menggunakan
judul” Malu bertanya sesat di jalan” saja yang jelas lebih populer dan tidak asing di
telinga kita? Kenapa malah dengan kalimat “ Mau bertanya nngak sesat di jalan”?.
Jawabannya mungkin bisa apa saja, tapi menurut penulis adalah karena pengggunaan kalimat “ mau bertanya nggak sesat dijalan” mempunyai
nilai energy lebih positif
dari pada kalimat "malu bertanya
sesat di jalan". Sebab kata mau
bertanya lebih mengarah pada tindakan yang harus dilakukan
agar tidak tersesat, kata tersebut
secara reflek akan membawa kita untuk melakukan sesuatu yang kita
butuhkan sebelum terjadi sesuatu yang tidak baik yang dalam hal ini
adalah tersesat. Sementara kata malu bertanya seolah-olah mengarah pada sebuah peristiwa bahwa kita tersesat karena malu bertanya.
Artinya kata malu bertanya
mengarah pada prilaku yang sudah
terjadi yaitu akibat prilaku malu
bertanya maka kita tersesat, Sebab bisa jadi tersesatnya kita bisa jadi bukan saja karena
malu, takut mungkin atau sudah bertanya
tapi pada orang yang tidak tau
jawabannya.
Tapi terlepas dari setuju dan tidaknya anda atas tafsir kalimat diatas, Mau bertanya adalah
hal yang sangat positif dilakukan bagi siapapun. Hal ini berlaku bukan saja
bagi musafir atau wisatawan yang berjalan
dan membutuhkan petunjuk jalan agar tidak tersesat tapi
juga bagi siapapun anda, pelajar, mahasiswa, petani, pedagang, seniman, politikus, investor, dan lain sebagianya, tak terkecuali seorang professor
doktor sekalipun, ia harus mau
bertanya untuk mencapai apa yang menjadi tujuannya.
Kita bisa bayangkan, bagaimana jika musfair tidak mau
bertanya tentang arah jalan yang mengarah pada tujuannya, pasti ia kan
nyasar ke hutan atau berputar-putar saja
di jalan-itu lagi itu lagi.
Kita bisa bayangkan , bagaimana seorang
siswa enggan bertanya pada gurunya atau pada teman sekelasnya, pasti ia akan tenggelam dalam kebingungan dan kebodohannya atau asyik dengan pemikirannya sendiri yang ia sendiri tidak tau apakah benar atau salah.
Bagaimna jadinya jika seoang investor
tidak bertanya dulu tentang hal-hal yang berkaitan dengan investasi yang akan
dilakukannya?!. Bagaimana mungkin politikus membangun sebuah hubungan dengan lingkungan polotiknya tanpa adanya kemauan
bertanya.?!
Bahkan jika kita mau renungkan lebih
dalam lagi, sesungguhnya mereka yang
jadi professor doctor itu menjadi demikian hebat karena selalu mencari jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan yang mereka hadirkan sendiri di pikirannya,
bayangkan jika sejak semula mereka tidak
mau menghadirkan pertanyaan-pertanyaan dalam
pikirannya, maka ia tidak akan menemukan jawabannnya dan pastilah ia
tidak menjadi si genius cendekia.
Itu sebabnya Jhon C. Maxwell dalam bukunya
Good Leader ask great
Questions menuliskan bahwa bertanya adalah trik jitu untuk
mencegah kemalasan mental dan menarik
kita dari kebiasaan yang tidak produktif. Menurutnya ada beberapa pentingnya
bertanya daintaranya adalah : Mendapat informasi dari apa yang kita tanyakan, trik termanjur dalam
membangun hubungan, melatih merendahkan diri,
meramu ide yang lebih baik dan lai
sebagainya.
Bahkan dalam perkembangannya, kemauan
bertanya kita harus disertai pula ketrampilan dalam bertanya, karena
keterampilan bertanya akan menunjukkan seberapa cerdasnya kita dihadapan orang lain. Dengan keterampilan bertanya yang baik kita akan lebih mudah merumuskan
jawaban yang kita cari.
Seorang wartawan atau jurnalis yang
menanyakan “ bagaimana perasaan anda?”
pada seorang ayah yang melihat anaknya mati dibunuh pacarnya, maka kita
bisa simpulkan bahwa wartawan
tersebut tidaklah cerdas layaknya wartawan yang seharusnya. Sebab wartawan yang cerdas pasti ia tahu dan punya kemampuan berempati bagaimana rasanya jika kita ditinggal orang yang kita kasihi, sehingga ia akan mengganti pertanyaannya dengan selain pertanayan diatas, "seberapa dekat bapak dengan almarhum?". mungkin atau yang lainnya
contoh lainnya adalah ketika suatu hari saya pernah update status “
tuhan bantu aku keluar dari problematika ini”. Di halaman facebook, berikutnya
ada salah sorang teman saya memberi coment di bawahnya “ Ya Allah Mas broo, sebab kalau tuhan belum
tentu Allah”. dengan tambahan emoticon tertawa, seolah pendapatnya
yang paling benar. Kemudian saya balas
comentnya dengan sebuah pertanyaan “
Emang ada tuhan selain Allah yaaa?” dengan emoticon senyum, tak menungggu lama ia balas coment saya “ ampun mas bro..” dengan emoticon lari…
Intinya, dalam kehidupan ini, mau
bertanya adalah sesuatu yang penting untuk mencapai tujuan anda, sekaligus
untuk menjadi pribadi lebih baik, meskipun dalam praktiknya kita juga harus terampil
dalam bertanya.
Mau bertanya akan membuat kita tidak
tersesat di jalan, baik itu jalan dalam arti harfiahnya atau yang sebenarnya saat kita kebingungan mencari
alamat, maupun jalan dalam arti maknawiyahnya atau jalan pikiran kita
atau jalan keselematan hidup kita.
Dengan mau bertanya setidaknya kita menjadi pribadi yang lebih terbuka dan bisa membangun
hubungan yang baik dengan lingkungannya. Mereka yang mau bertanya akan lebih
bijak dalam bersikap sebab dari jawaban-jawaban pertanyaannya ia bisa
menyimpulkan sendiri apa dan bagaimana sikap kita seharusnya.
Dengan mau bertanya berarti kita sedang
belajar rendah hati, karena dengan bertanya kita ada dalam posisi membutuhkan
bantuan orang lain. Lebih-lebih jika hal itu berkaiatan dengan harapan
dan tujuan kita, kebenaran dan keselamatan kita, maka bertanya adalah
sesuatu yang bisa jadi wajib kita lakukan.
Dengan mau bertanya kita bukan saja tidak tersesat di jalan, tapi
juga lebih banyak mendapat informasi dan wawasan, ilmu dan banyak hal yang akan
membawa kebaikan dalam hidup kita
sendiri.
So, Bertanyalah... sebab mau bertanya maka kamu nggak sesat dijalan
No comments:
Post a Comment